Jumat, 07 Agustus 2015

Ayat dan Hadits Ilmu


HAYAT DAN HADIST ILMU

Ayat Pilihan Tentang  Menuntut Ilmu:
اِ قـْرَأْبِـاسْـمِ رَبِّكَ الّذِى خَـلَـقْْ خَـلـَقَ الاِنْـسَـانَ مِـنْ عـَلَـقٍْ اِقـْرأْ وَرَ بـُّكَ الاْكْـرَمُْ الـَّذِى عـَلـَّمَ بِا لـْقـَلَمْْ عـَلـَّمَ الاِنـْسـَانَ مـَالَـمْ يـَعـْلـَمْْ
Artinya: (1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (2) Dia Menciptakan manusia dari segumpal darah (3) Bacalah! Dan Tuhannmulah Yang Maha mulia (4) Yang mengajar manusia dengan pena (5) Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-‘Alaq:1-5)
Asbabun Nuzul Surah Al-‘Alaq Ayat 5:
Ibnu Abbas meriwayatkan, ayat ini diturunkan berkenaan dengan beberpa orang yang dipanjangkan usianya hingga menjadi pikun pada zaman Rasulullah. (HR. Ibnu Jarir)
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الأَلْبَابِ
Artinya: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar: 9).
Asbabun Nuzul Surah Az-Zumar Ayat 9:
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ustman bin Affan yang rajin bangun malam untuk mendirikan shalat malam dan membaca alquran. (HR. Ibnu Abi Hatim)
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat. (QS. Al-Mujadilah: 11)
Asbabun Nuzul Surah Az-Zumar Ayat 11:
Muqatil memaparkan, ayat ini turun pada hari Jumat dan diturunkan kepada para sahabat yang ikut Perang Badar. Mereka kembali dan datang ke majlis Rasulullah, sehingga tempat itu menjadi sempit. Akibatnya, banyak sahabat yang terpaksa harus berdiri. Rasul kemudian menyuruh beberapa orang untuk berdiri, dan mempersilahkan para sahabat yang kembali dari Perang Badar untuk duduk. Kenyataan ini menimbulkan rasa tidak senang dalam hati para sahabat yang disuruh berdiri, (HR. Ibnu Abi Hatim). 
وَتِـلـْكَ الاَمـْثـَا لُ نَـضْـرِبُـهـَا وَمَـايَـعـْقـِلـُهـَا اِلاَّالْـعَـا لِـمُـوْنَ
Artinya: Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untuk manusia dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu. (QS. Al-'Ankabut: 43)
وَمِـنَ الـنَّـا سِ وَالـدّ وآَبِّ وَالاَنْـعَـامِ مُـخْـتَـلِـفٌ اَلـْوَ نُـهُ كَـذَ لـِكَ اِنَّـمَـا يَـخْـشَى اللهَ مِنْ عِـبَدِهِ الْـعُـلـَمـوُأ اِنَّ اللهَ عـَزِيْـزٌ غـفـُوْرٌ
Artinya: Dan demikian pula di antara manusia, mahluk  bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama (Orang-orang yang mengetahui ilmu kebesaran dan kekuasaan Allah) sungguh Allah maha perkasa. Maha pengampun (QS. Faathir: 28)
فـَمَـنْ يُـرِدِاللهَ اَنْ يَـهـْدِ يَـهُ يَشـْرَحْ صَـدْرَهُ لِـلاِسْـلامِ وَمَـنْ يُـرِدْ اَنْ يُـضَـلَّـهُ يَـجـْعـَلْ صـَدْرَهُ ضَـيِّـقًـاحَـرَجـًاكـَانّـَمَـا يَـصَّـعَّـدُ فِى الـسَّـمَـآءِ كَـذَللكَ يَـجْـعَـلُ اللهُ الرِّجـْسَ عـَلىَ الـَّذِيـْنَ لاَ يـُوْءْمِـنُـوْنَ
Artinya: Barang siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk menerima Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al-An’am: 125)
وَاِنَّ لـَكُـمْ فِى اْلاَنْـعـَمِ لـَعِـبْـرَةًنُـسْـقِـكُـمْ مِمَّافىِ بُـطُـنِـهِ مِـنْ بَـيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لـَبَـنـًاجَالِصـًا سَآءِغًاللِشَّارِبِـيْنَ
Artinya: Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang dalam perutnya berupa susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya. (QS. An-Nahl: 66)
يُوءْتِى الـْحِـكـْمَـة َمَـنْ يَـشَـآءُوَمَـنْ يُـئْوتَ  فـَقـَدْ اُوْتِىَ خـَيْـرًا كـَثِـيـْرًاوَمَـا يَـذَّكـَّرُاِلاَّآُوْلـُوْاالـْبَابِ
Artinya: Dia memberikan hikmah (kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama) kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat. (QS. Al-Baqarah: 269)
وَمَـآ اَرْسَـلـْنَـامِـنْ قـَبْـلِـكَ اِلاَّرِجَـالا ًنُـوْحـِى اِلـَيْهـِمْ فـَسـْئـَلـُوْآا َهـْلَ الـذِ كـْرِاِنْ كـُنـْتُـمْ لاَ تـَـعْـلـَمُـوْنَ
Artinya: Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka ; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab (QS. An-Nahl: 43)
Asbabun Nuzul Surah An-Nahl Ayat 43:
Menurut Ibnu Abbas, kelima ayat ini diturunkan sebagai ketegasan terhdap orang-orang Arab yang mengingkari pengangkatan Muhammad bin Abdullah sebagai Rasulullah. Allah tidak sja mengutus Muhammad sebagai Rasul, tetapi juga para nabi dari tengah kaum mereka di kalangan orang-orang terdahulu. (HR. Ibnu Katsir)
وَعـَلـَّمَ اَدَمَ الاَسـْمـَآءَ كـُلـَّهـَا ثـُمَّ عـَرَ ضـَهـُمْ عـَلَ اْلـمـَلـَئـِكـَةِ فـَقـَالَ اَنـْبـِئـُو نِى بـِاَسـْمـَآءِ هـَئـُولاَءِاِنْ كـُنْـتـُمْ صـَا دِقـِيـْنَ
Artinya:  Dan Dia (Allah) ajarkan kepada Adam nama-nama benda semuanya, kemudian Dia (Allah) perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kamu (para  malaikat) yang benar”. (QS. Al-Baqarah:31)
ن~ وَالـْقـَلَـمِ وَمـَا يـَسْـطُـرُوْنَْ مـَااَنـْتَ بـِنِـعـْمـَةِ رَبـِّكَ بـِمـَجـْنُـوْنٍ
Artinya: )1) Nun, Demi pena dan apa yang mereka tuliskan. (2) Dengan karunia Tuhannmu engkau (Muhammad) bukanlah orang Gila. (QS. Al-Qalam: 1-2)
Asbabun Nuzul Surah Al-Qalam Ayat 2:
Ibnu Jurail menegaskan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan perkataan keji kaum kafir Quraisy, bahwa Rasulullah sebagai orang gila, bahkan juga sebaga setan (HR. Ibnu Munzir)
Hadits Tentang Menuntut Ilmu
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ ” ، رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga. (HR. Muslim).
طَلَبَ اْلعِلمِ فَرِيْضَةًعَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُـسْـلِـمَـةٍ
Artinya: Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan. (HR. Ibnu Abdil Barr)

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
Artinya: Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, niscaya Allah akan pahamkan dia tentang agama(nya) (Muttafaqun ‘alaih).

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا، سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ، وَالْحِيْتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya: Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy, isnadnya hasan)
نَضَّرَ اللهُ امْرَءًا سَمِعَ مِنَّا شَيْئًا فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَهُ، فَرُبَّ مُبَلَّغٌ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ
Artinya Semoga Allah memuliakan seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu dia menyampaikannya (kepada yang lain) sebagaimana yang dia dengar, maka kadang-kadang orang yang disampaikan ilmu lebih memahami daripada orang yang mendengarnya. (HR. At-Tirmidziy dan isnadnya shahih)
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
Artinya: Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih yang mendo’akannya. (HR. Muslim)
مَنْ خَرَجَ فِيْ طَلبِ الْعِلْمِ كَانَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حتى يَرْجِعُ
Artinya: Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali (HR. Tirmidzi)
أَفْضَلُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآَنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya: Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya (HR.Bukhari )
فضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب
Artinya: Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
وَعَنِ اْبنِ مَسْعُوْدِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَاَل الّنبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا حَسَدَ إِلَّا فِيْ اِثْنَتْينِ رَجُل آتَاهُ اللهُ مَالَا فسِلطه عَلَى هلكته فِيْ اْلحَقِّ ، وَرَجُل آتَاهُ اللهُ الْحِكمَة فَهُوَ يَقضي بِهَا ، وَيَعْلَمُهَا
Artinya: Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (HR. Muslim)
من طلب العلم ليماري به السفهاء ، ويكاثر به العلماء ، أو يصرف به وجوه الناس إليه فليتبوأ مقعده من النار } ) ، ورواه الترمذي من رواية كعب بن مالك ،

Artinya: Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
وَعَنْ أَبِي مُوسَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسٍ الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : { إنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنْ الْهُدَى ، وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَتْ مِنْهَا طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ قَبِلَتْ الْمَاءَ ، فَأَنْبَتَتْ الْكَلَأَ ، وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ ، وَكَانَ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ ، فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا مِنْهَا ، وَسَقَوْا ، وَزَرَعُوا ، وَأَصَابَ طَائِفَةً مِنْهَا أُخْرَى إنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ الْمَاءَ ، وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ ، وَنَفَعَهُ بِمَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ ، فَعَلِمَ ، وَعَلَّمَ ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا ، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ } رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ ، وَمُسْلِمٌ
Artinya: Hadis riwayat Abu Musa ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan yang membasahi bumi. Sebagian tanah bumi tersebut ada yang subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air lalu Allah memberikan manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat meminum darinya, memberi minum dan menggembalakan ternaknya di tempat itu. Yang lain menimpa tanah datar yang gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan orang yang mendalami ilmu agama Allah dan memanfaatkannya sesuai ajaran yang Allah utus kepadaku di mana dia tahu dan mau mengajarkannya. Dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang karenanya aku diutus. (HR. Muslim)
من سئل عن علم فكتمه ألجمه الله بلجام من نار يوم القيامة } ورواه ابن ماجه والترمذي وحسنه
Artinya: Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)
وعن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : { أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لا ينتفع به
Artinya:  Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ النَّاسِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
Artinya:  Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)
عن عبد الرحمن بن عوف قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم : ” يسير الفقه خير من كثير العبادة ، وخير أعمالكم أيسرها رواه الطبراني في الكبير
Artinya:  Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)
تَعَلَّمُوْاالْعِلْمَ ، فّإِنَّ تَعَلُّمُهُ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ، وَتَعْلِيْمَهُ لِمَن ْ لاَ يَعْلَمُهُ صَدَقَةٌ ، وَإِنَّ الْعِلْمَ لَيَنْزِلُ بِصَاحِبِهِ فِى مَوْضِعِ الشَّرَفِ وَالرِّفْعَةِ ، وَالْعِلْمُ زَيْنٌ لِأَهْلِهِ فِى الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ . (الربيع)
Artinya:  Tuntutlah ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sadaqah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi) Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.(HR.Ar-Rabii’)
يَا أَبَاذَرٍّ ، لَأَنْ تَغْدَوْا فَتُعَلِّمَ اَيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ خَيْرٌ لَّكَ مِنْ اَنْ تُصَلِّيَ مِائَةَ رَكْعَةٍ ، وَلَأَنْ تَغْدُوْا فَتُعَلِّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ عُمِلَ بِهِ اَوْ لَمْ يُعْمَلْ ، خَيْرٌ مِنْ اَنْ تُصَلِّيَ أَلْفَ رَكْعَةٍ . (ابن ماجة)
Artinya: Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah telah baik bagimu dari pada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik dari pada shalat seribu rakaat.” (HR. Ibn Majah)
 تَعَلَّمُوْا الْعِلْمَ وَتَعَلَّمُوْا لِلْعِلْمِ السَّكِيْنَةَ وِالْوَقَارَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ . (الطبرانى)
Artinya: Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Al-Thabrani)
لاَ تَعَلَّمَوْ ا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوْا بِهِ الْعُلَمَاءَ ، وَلاَ لِتُمَارُوْا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلاَ تَجْتَرِثُوْابِهِ فِى الْمَجَالِسِ اَوْ لِتَصْرِفُوْا وُجُوْهَ النَّاسِ إِلَيْكُمْ ، فَمَنْ فَعَلَ ذَالِكَ فَالنَّارَ فَالنَّارَ . (الترمذى وابن ماجة)
Artinya: Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam mejelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka…neraka. (HR. Al-Tirmidzi dan Ibn Majah)

 مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا ، سَهَّلَ اللَّهُ بِهِ طِرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ . أبو داود
Artinya:  Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surg. (HR. Muslim)

(
مُجَالَسَةُ الْعُلَمَاءِ عِبَادَةٌ . (الديلمى
Artinya: Duduk bersama para ulama adalah ibadah.” (HR. Al-Dailami)

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا ، قَالُوْا : يَارَسُوْلَ اللَّهِ ، وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ ؟ قَالَ : مَجَالِسُ الْعِلْمِ . (الطبرانى)
Artinya: Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya,”Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi SAW menjawab,”majelis-majelis ta’lim. (HR. Al-Thabrani)

اَلْعَالِمُ إِذَا أَرَادَ بِعِلْمِهِ وَجْهَ اللَّهِ تَعَالَى هَابَهُ كَلُّ شَيْئٍ ، وَاِذَا اَرَادَ أَنْ يَكْنِزَ بِهِ الْكُنُوْزَ هَابَ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ . الديلمى
Artinya:   Seorang alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhoan Allah maka ia akan ditakuti oleh segalanya, dan jika dia bermaksud untuk menumpuk harta maka dia akan takut dari segala sesuatu.” (HR. Al-Dailami)
. إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللَّهُ بِعِلْمِهِ . البيهقي
Artinya:  Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqy)
إِنِّى أَخَافُ عَلَى اُمَّتِيْ أَعْمَالاً ثَلاَثَةً : زَلَّةُ عَالِمٍ ، وَحُكْمُ جَائِرٍ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ الشهاب
Artinya: Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama, hukum yang zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan. (HR. Aas-Syihaab)

 
اَلْعَالِمُ بِغَيْرِ عَمَلٍ كَالْمِصْبَاحِ يَحْرِقُ نَفْسَهُ . الديلمى
Artinya: Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (berarti amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya) (HR. Al-Daylami)

إِنَّ مِنْ إِجْلاَلِ اللَّهِ ، إِكْرِامَ الْعِلْمِ وَ الْعُلَمَاءِ ، وَذِى الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ ، وَإِكْرَامَ حَمَلَةَ الْقُرْاَنِ وَ أَهْلِهِ ، وَ إِكْرَامَ السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ . ابوداود والطوسى
Artinya:  Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al-Qur’an dan ahlinya, serta penguasa yang adil (HR.Abu Dawud)

 
تَجَاوَزُوْا عَنْ ذَنْبِ السَّخِيِّ وَزَلَّةِ الْعَالِمِ وَسَطْوَةِ السُّلْطَانِ الْعَادِلِ ، فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى اَخِذٌ بِيَدِهِمْ كُلَّمَا عَثَرَعَاشِرٌ مِنْهُمْ . البخارى
Artinya:  Maafkanlah dosa orang yang murah hati, kekeliruan seorang ulama dan tindakan seorang penguasa yang adil. Sesungguhnya Allah Ta’ala membimbing mereka apabila ada yang tergelincir.” (HR. Bukhari)

 
تَنَاصَحُوْا فِى الْعِلْمِ ، وَلاَ يَكْتُمْ بَعْضُكُمْ بَعْضُا ، فَإِنَّ خِيَانَةً فِى الْعِلْمِ أَشَدُّ مِنْ خِيَانَةٍ فِى الْمَالِ . ابو نعيم
Artinya: Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya dari pada berkhianat dalam harta. (HR. Abu Nu’ai)
Perkataan Ulama Dan Sya’ir:
اَفـْضـلُ الـْعـِلـْمِ عـِلـْمُ الـْحـَالِ وَاَفـْضـَلُ الـْعـَمـَلِ حـِفـْظـُ الـْحـَالِ
Artinya: Ilmu yang lebih utama adalah ilmu yang akan diamalkan, dan amal yang lebih utama adalah memelihara perbuatan dari sia-sia dan kerusakan. (Perkataan Syekh Ibrahim bin Ismail)
تـَعـْلـَمْ فـَاِنَّ اْلـعـِلـْمَ زَيْـنٌ لاِهـْلـِهِ وَ فـَضْـلٌ وَعـِنْوَانٌ لـِكـُلاِّ الـْمـَحـَامـِدِArtinya: Belajarlah, karena ilmu itu sebagai hiasan bagi  ahlinya, merupakan kelebihan dan tanda segala perbuatan terpuji. (Sya’ir dari Muhammad bin Abdullah bin Thawus bin Harmuz bin Anu Syarwan murid dari Abu Yusuf)
فـَسـَادٌ كـَبـِيـْرٌعـَالــــِمٌ مُـتَـــهــَتـِّكٌ                       وَ اَكـْبـَرُمـِنْـهُ جـَاهـلٌ مُـتـَنـَسـِّكُ
هـُمـَا فـِتـْنـَةٌفىِ الـْعـَالـَمِـيـْنَ عـَظـِيـْمـَةٌ                  لـِمـَنْ بـِهـِمـَافىِ دِيـْنـِهِ يـَتـَمـَسـَّكُ
Artinya:
Ø Kerusakan besarlah jika seorang alim berbuat nekad dalam agama ; dan kerusakan yang lebih besar lagi orang bodoh berlagak alim dan khusyu’
Ø Keduanya merupakan fitnah yang besar di seluruh alam; bagi orang yang mengikutinya dalam melakukan agamanya. (Sya’ir dari Syekh Al-Imam Burhanuddin pengarang kitab “Al-Hidayah”)
مـَنْ طَـلـَبَ ا لـْعـِلـْمَ لِلـْمـُعـَادِ                فـَا زَبـِفـَضـْلٍ مـِنَ الـَّرشـَادِ
فـَيـَالـِحـُسـْرَانِ طـَا لـِبـيـْهِ                    لـِنـَيـْلِ فـَضـْلٍ مـِنَ الـْعـِبـَادِ
Artinya:
Ø Siapa menuntut ilmu karena mencari pahala akhirat; maka berbahagialah ia dengan karunia dari Allah.
Ø Maka alangkah ruginya bagi penuntut ilmu; untuk memperoleh kelebihan dari sesama manusia (Sya’ir dari Imam Abu Hanifah)
تـَعـْلـَم قـِوَامَ الـْخـَطِّ يـَا ذَاالـتـَّأّدُّبِ             وَمـَاالـْخـَطُّ اِلاَّزِيـْنـَةَ الـْمـُتـَأَدِّبِ
فـَاِنْ كـُنـْتَ ذَامـَالٍ فـَخـَطـُّكَ زِيـْنـَةٌ           وَاِنْ كـُنـْتَ مـُحـْتَاجـًافـَاَفـْضـَلُ مـَكـْسـَبِ
Artinya:
Ø Pelajarilah pedoman menulis halus dan indah wahai orang yang berpendidikan; karena tulisan indah itu merupakan hiasan bagi pendidik.
Ø Jika engkau punya harta, maka tulisan indahmu merupakah hiasan dan jika engkau membutuhkan uang maka itu sebaik-baik penghasilan (Sya’ir dari Syeh Ibrahim bin Ismail)
اَلاَلاَتـَنـَالُ الـْعـِلـْمَ الاَّبـِسـِتـَةٍ                سـَأُنـْبـِكَ عـَنْ مـَجـْمـُوْ عـِهـَابـِبَـيـَانٍ
ذَكاَءٍوَحـِرْصٍ وَاصـْطِبـَارٍوَبـُلـْغـَةٍ         وَاِرْشـَادِاُسـْتـَاذٍوَطُـوْلِ زَمـَانٍ
Artinya:
Ø Ingatlah, kamu tidak akan memperoleh ilmu pengetahuan kecuali dengan enam perkara; yang akan kujelaskan semua kepadamu secara ringkas.
Ø Yaitu: kecerdasan, cinta kepada ilmu, kesabaran, bekal biaya, petunjuk guru, dan msa yang lama. (Sya’ir dari Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah)
Do’a Memulai Belajar:
رّبِّ زِدْنِيْ عـِلـْمـًا وَّرْزُقـْنِيْ فـَهـْمـًا
Artinya: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan dan mudahkannlah pemahaman. (QS. Thaha:114)
اَللـَّهـُمَّ إِنـِّيْ أَسـْأَلـُكَ رِزْقـًا طـَيـِّبًا وَعـِلـْمـًا نـَا فـِعـًا وَعـَمـَلاً مـُتـَقـَبـَّلاً
Artinya:  Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu rizki yang baik dan ilmu yang bermanfaat dan amal yang diterima. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).
<Tayan. Rek>